2. Pengalaman

Yang dimaksud dengan pengalaman adalah kegiatan laboratorium yang sifatnya memberikan interaksi langsung yang nyata pada siswa melalui panca inderanya. Karena pelajaran sains salah satunya bertujuan untuk memberi arti tentang dunia fisik dimana kita hidup, maka sudah sewajarnya siswa dapat merasakan dan mengalami petualangan belajar sains melalui kegiatan eksperimentasi. Kegiatan eksperimentasi pengalaman bermaksud mengajarkan konsep sains dengan kegiatan praktek/percobaan secara terintegrasi dan juga bisa mengarah pada ilustrasi dimana guru dan siswa sudah sedikit tahu tentang konsep sains dan kesimpulan yang kemungkinan ditujunya. Tabel berikut memberikan beberapa contoh kegiatan laboratorium yang masuk dalam kelompok pengalaman ini.

Beberapa contoh Praktek Laboratorium bersifat Pengalaman

Contoh-contoh percobaan laboratorium

Pembedahan tanaman, bunga dan buah.

Perawatan hewan, vertebrata and avertebrata.

Pengamatan oragnisme sederhana bergerak (amoebae).

Pertumbuhan kristal.

Pengamatan perubahan kimia dalam hal:

– warna

– terbentuknya endapan

– pembentukan gas

– perubahan energi

Tekanan udara dalam alat suntik/pompa

Tekanan udara di atas dan sekeliling lilin yang menyala

Vibrasi beragam panjang penggaris di ujung bangku

Alasan utama dari kategori percobaan ini adalah untuk memahami konsep teoritis dibelakang fenomena sains tertentu, serta memberikan bentuk nyata terhadap model atau teori yang telah disampaikan. Lebih jauh lagi Dawson (1994) berpendapat bahwa terdapat banyak keuntungan dalam hal ini daripada sekedar merasakan sendiri, yaitu:

1. Sumber imajinasi yang akan membantu siswa melihat sains dalam bentuk tiga dimensi, dan menggunakan ini untuk menghubungkan dengan sains yang dua dimensi yang terdapat di buku dan catatannya.

2. Memperkuat keterampilan yang dibutuhkan dalam kerja laboratorium secara tepat dan aman

3. Memingkatkan motiovasi dan saya tarik

4. Pengembangkan keterampilan komunikasi melalui prosedur pelaporan dalam bentuk lisan ataupun tertulis

5. Melakukan latihan untuk menampilkan hasil dalam bentuk lain seperti grafik dan perhitungan.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa siswa di masa usianya mempunyai pengalaman yang panjang dalam hal pengamatan fenomena sains di luar laboratorium sekolah dan tentunya pengalaman tersebut bisa menjadi bahan belajar yang bisa digunakan untuk bahan dikusi latar nelakang konsepnya.

3. Investigasi

Setelah siswa menguasai berbagai keterampilan kerja di laboratorium dan memahami serta mengenali beragam konsep sains yang penting, maka mereka dapat melakukan aktivitas laboratorium yang lebih tinggi tingkatannya, kegiatan ini dinamakan investigasi. Kegiatan investigasi paling tidak terdapay dua jenis, pertama jawaban akhir tidak diberikan tetapi terdapat bimbingan mengenai bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah dan ada harapan hasil seperti apa yang diinginkan; kedua adalah investigasi yang bersifat terbuka, aktivitas ini tidak harus selalu mendapat jawaban bahkan mungkin tidak terdapat penyelesaian yang memuaskan sehingga siswa bertanggungjawab penuh terhadap seluruh proses dari upaya penyelesaian masalah, koleksi data, membuat kesimpulan dan kemungkinan penyelesaian.

Kegiatan investigasi kemungkinan dibuat dalam struktur yang tertentu sepertri pada pengenalan dan pengalaman, tetapi pada tahapan tertentu siswa didorong untuk membuat keputusan sendiri atas percobaannya. Sehingga hal yang penting disini adalah pembuatan keputusan tidak hanya sekedar ketarampilan memecahkan masalahnya saja.

Terdapat paling tidak empat alasan utama kenapa investigasi penting dilakukan pada siswa dalam hal pendekatan pengajaran sains di laboratorium:

1. siswa berprilaku seperti ilmuwan; mereka bekerja aktif menghasilkan pengetahuannya sendiri tidak hanya sekedar penerima pasif saja.

2. Kegiatan laboratorium menjadi pusat dari kegiatan belajar sains dan didalamnya siswa menentukan keputusannya sendiri tidak sekedar apa yang diperintahkan ke mereka.

3. Keputusan dibuat terhadap masalah yang dihadapi

4. Pengetahuan ilmiah yang bersifat sementara akan diperoleh siswa.

Beberapa contoh Praktek Laboratorium bersifat Investigasi

Contoh-contoh percobaan laboratorium

Buatlah system klasifikasi sidik jari.

Bagaimana menghasilkan toge paling banyak dari biji kacang hijau Investigasi factor apa saja yang mempercepat paku berkarat.

Apakah burung yang besar terbang lebih cepat dibanding yang kecil?

Deterjen apa yang yang paling efektif dengan air panas? Air dingin?

Selotip apa yang paling bagus mutu dan harganya?

Buatlah system klasifikasi tanaman berdasar daunnya

Tabel di atas memberikan contoh mengenai berbagai kegiatan investigasi yang bisa dilakukan oleh siswa pada pelajaran sains, dimana kegiatan laboratoriumnya bersifat pertanyaan terbuka sehingga hasil yang didapatkan akan berbeda-beda.

Investigasi dapat dikatakan sebagai aktivitas yang menantang bagi siswa dan membuat mereka bekerja seperti ilmuwan disbanding aktivitas laboratorium lainnya. Keberadaan keterampilan yang khas yang dimiliki ilmuwan akan dengan sendirinya didapat oleh siswa seperti bagaimana percobaan dilakukan, analisis data sampai pada pembuatan kesimpulan.

Beberapa keterampilan seperti pengamatan, mengukur dan manipulasi sudah dilakukan dalam tahapan percobaan sebelumnya, namun perancangan dan perencanaan percobaan adalah sesuatu yang baru bagi mereka.

Dalam tahapan investigasi, siswa didorong untuk mempraktekkan semua keterampilan yang mereka kuasi disamping hal baru seperti perancangan percobaan. Ini menunjukkan bahwa siswa diarahkan untuk lebih kreatif, bisa bekerja sama dan memotivasi diri. Dalam investigasi guru lebih sedikit memberikan instruksi di depan kelas/kaboratorium, namun lebih banyak untuk bergerak melakukan pemeriksaan, membimbing dan mendukung kegiatan siswa. Diharapkan siswa lebih memahami kerja ilmuwan dan sadar bahwa kegiatan sains tidak selalu linear namun interaktif dan terus berkembang.