Linneus Vs Phylocode: Klasifikasi Makhluk Hidup
Pada abad ke 18 (sekitar 250 tahun lalu), Carolus Linnaeus, ahli Botani warga Swedia, memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk hidup berdasar kepada penampakan fisiknya. Sebelumnya pun sudah ada metoda klasifikasi namun tidak lengkap dan sebagus yang diusulkan ole Linneaus. Setiap organisme sejenis masuk dalam kelompok species, species kepada genus, setiap genus ke family tertentu; yang urutan klasifikasinya dari atas: kingdom, phylum, class, ordo, family, genus, species. Suatu yang khas terjadi pada masa itu, biologi pun dicampur adukkan dengan teologi, Linneaus pun pernah mengatakan “Tuhan menciptakan, Linnaeus mengklasifikasikan”.
apakah ketiga mahluk hidup ini berkerabat dekat?
Kemudian munculah Darwin dengan teori evolusinya bahwa kehidupan di bumi ini berhubugan erat dengan pohon evolusi raksasa, dengan organisme ber-sel satu dibagian akarnya dan species yang survive di masa ini ada di puncaknya. Antara akar dan puncak pohon terdapat jutaan (kalau tidak milyaran) cabang yang menunjukkan masa-masa sejarah berkembangnya evolusi mahluk hidup. Taxonomi dari Linneus ini pun tetap dipakai karena sistem klasifikasi berdasar kemiripan ini sesuai dengan apa yang jadi fakta evolusi juga: mahluk hidup yang mirip cenderung ‘berkerabat dekat’.
Namun perkembangan pesat teori evolusi terutama dengan berbagai penemuan fosil di abad lalu, makin menunjukkan bahwa klasifikasi berdasasar kemiripan dari Linneus ini tidak cukup bagus lagi. Misalnya Willi Hennig, entomolog dari Jerman pada 1960-an memperkenalkan cladistik, suatu metoda penentuan cabang dalam pohon kehidupan. ‘Penyesuaian’ pada metoda taxonomi Linneus ini mengelompokkan organisme berdasar pada leluhurnya dibanding hanya berdasar kemiripan. Namun pembaharuan ini pun dianggap makin membuat kesimpangsiuran oleh saintis yang kemudian memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang bernama Phylocode.
Dengan kata lain, kelompok Phylocode beranggapan lebih baik mulai dari awal lagi melakukan klasifikasi mahluk hidup yang bukan berdasar kemiripan seperti yang diusung oleh Linneus hampir 3 abad lalu itu. Salah satu penggagasnya, Jacques Gauthier, berpendapat bahwa biologi telah banyak berubah sejak Darwin, namun system klasifikasinya tidak (baca: taxonomi Linneus).
Tentu saja ini mendapat tentangan yang luar biasa, karena akan membawa dampak pada perubahan radikal, mulai dari penyesuaian buku teks, manual, serta perubahan klasifikasi jutaan mahluk hidup yang pernah dibuat sebelumnya. Seperti biasa kemunculan ide baru dalam sains, selalu ada pihak yang mempertahankan ide lama walau dirasa itu makin kurang memuaskan. Dan biasanya ide baru baru tumbuh subur kalau terjadi ‘proses alamiah’, yaitu melalui pergantian generasi dari para pendukung ide lama. Hal ini berhubung saintis generasi baru biasanya tidak terikat secara emosional dengan ide lama dan biasanya relatif terbuka dengan adanya perubahan.
Sebagai ilustrasi digambarkan tiga sistem klasifikasi mahluk hidup untuk ular boa, buaya amerika dan burung pipit berdasar taxonomy Linneus dan PhyloCode.
Phylocode mengelompokkan ular boa, buaya amerika dan burung pipit dalam satu kelompok kekerabatan yang sama (reptilia), karena berdasar kejadian evolusi mahluk hidup, bahkan kekerabatan burung pipit lebih dekat ke buaya dibanding ke ular boa, sedangkan Linneus tidak melakukannya karena memang dari segi penampakkan fisik sangat jauh berbeda. Perlukah siswa mengetahui debat aktual dalam biologi seperti halnya pada system klasifikasi makhluk hidup? Relevansi memunculkan masalah ini lebih dari sekedar menunjukkan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, juga memperkenalkan pada siswa bahwa ide-ide dalam sains terus direvisi dengan adanya penemuan baru dan sains pun melakukannya secara reguler.
Sumber: Majalah Discover, edisi April 2005.
110 komentar
Comments feed for this article
13 Desember 2007 pada 21:03
fadha
Masih banyak hal yang perlu dipertanyakan dalam klasifikasi mahluk hidup..
danmasih banyak teori yang bermunculan, yang teori-teoriitu saling bertolak belakang dengan agama ..
sudah adakah teori sains yang sama dengan yang ada pada agama?
14 Desember 2007 pada 06:59
deceng
lebih baik tidak mencampurkan sains dengan agama, karena titik tolaknya yang berbeda; sains berdasar bukti empiris sedangkan agama berdasar dogma. Kalau dipaksakan malah nanti jadi membingungkan dan ribut tanpa penyelesaian yang konstruktif
21 Januari 2008 pada 11:01
jeany
bagus banget th
21 Januari 2008 pada 14:32
deceng
Thanks komentarnya. Pertanyaan berikutnya, apakah ini layak disampaikan pada siswa di kelas?
4 Maret 2008 pada 00:12
ret
wah saya sanagat setuju
4 Maret 2008 pada 06:34
deceng
Setuju adalah satu hal; sedangkan mencari info terbaru dan memanfaatkannya di kelas adalah hal lainnya :). Beberapa kali saya berbagi dengan para guru tentang hal ini, semuanya ‘heran’ dan tidak menyangka. FYI: tulisan dengan topik klasifikasi makhluk hidup ini adalah yang paling banyak diakses pembaca blog, mungkin memang heran bin aneh 🙂
24 Desember 2009 pada 16:41
nag tw bae
yoo po…
mnurut q dg ck 2h aii…
19 Oktober 2011 pada 15:41
febriany
gak jls banget sih pertanyaannya dehh
24 Maret 2008 pada 19:24
dwike septiningrum
setuju banget tapi mohon di pelengkap donkz tambah nama2 ilmiahnya kox gak ada????????
19 Oktober 2011 pada 16:36
arek arj
emang bagus
24 Maret 2008 pada 19:27
ika
yapz aku juga setuju gak da komen apa2!!!!! tolong dong di lengkapin ?????
24 Maret 2008 pada 19:34
deceng
Buat Dwike: untuk hal itu anda tinggal memanfaatkan fasilitas ajaib dan gratisan di internet: Google. Cukup ‘copy’ dan ‘paste’ kata kunci di artikel dan akan tersedia ribuan artikel tersedia.
Mengenai nama-nama ilmiah; kayaknya anda melupakan hal penting di artikel ini, yang diajukan bukan sekedar penggantian ‘nama ilmiah’ namun menempatkan mahluk hidup dalam sistem klasifikasi yang berbeda. Contoh yang ditampilkan menunjukkan tidak ada perubahan nama ilmiah kok :).
Buat Ika: Apanya yang dilengkapin? Artikel ini hanya pengantar kok, dan saya bukan pakar taksonomi yang bisa menjelaskan panjang lebar. Silahkan manfaatkan oom google untuk tahu lebih banyak.
26 Maret 2008 pada 15:12
putu
bagus deh tapi klasifikasi mahkluk hidup dari yang terbesar apa
26 Maret 2008 pada 15:14
deceng
coba deh anda searching sendiri di wiki atau google, pasti ketemu 🙂
4 April 2008 pada 11:17
TIA
YANG LENGKAP YAH tentang KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP!!!!
4 April 2008 pada 13:26
deceng
kalau anda berharap secara instan mendapatkan “YANG LENGKAP”, kayaknya belum bisa tuh 🙂
4 April 2008 pada 15:58
cindy
kasih nama klasifikasinya donk.biar kita juga tahu nama namanya
5 April 2008 pada 13:36
deceng
kalau mau anda bisa membuatnya sendiri kok lebih lengkap dan lebih menarik; apalagi sumber informasinya tersedia dan gratis. Jadi saran saya mending bikin blog khusus tentang itu, ajak rekan lain supaya bisa lebihhebat nantinya…..
7 April 2008 pada 07:35
hita
saya setuju dengan adanya perkembangan sistem klasifikasi. namun sekarang sistem yang mana harus kita gunakan?? apakah kita harus mengetahui semua sistem klasifikasi dan menguasainya!!??
thx kalau ada yang mau menjawabnya!!!
10 April 2008 pada 12:19
Norman
Agama memang dogma, sains berdasarkan bukti empiris. Nah, masalahnya, kenapa bertentangan? Mestinya tidak, jika agama tsb dari Tuhan, sedangkan alam beserta isinya ciptaanNya. Artinya, mungkin agamanya yang gak bener, atau model yang dibuat gak representatif dan parameter observasi yang dilakukan manusia gak lengkap. Jadi bukti empiris dihasilkan berdasarkan observasi terhadap model yang terpikirkan serta dengan banyaknya parameter yang terbatas, atau model yang terpikir berdasarkan persepsi manusia yang menelitinya. Contoh model atom, model jagat raya, model sel, model neuron otak, dll, semua berdasarkan persepsi dan kesepakatan ‘acuan empiris’ tadi, tentu saja juga dengan ‘kadar gangguan’ tertentu waktu mengukur parameternya, dan akan berubah lagi jika ‘kesepakatan acuan’ juga berubah karena persepsi empiris ilmuwan berubah juga berdasarkan ‘bukti2 empiris’ baru. Yang sederhana, siapa yang pernah bikin model dinamika temperatur udara yang menggambarkan prilakunya secara lengkap untuk seluruh permukaan bumi??? Gak akan pernah ada, sebab semua model apakah linier atau non-linier, berapa banyaknya suku, seberapa jauh non-linieritasnya, tak akan pernah terformulasikan dengan lengkap.
Pemisahan sains dan agama secara total rasanya kurang bijak, meski mencampurkan secara serampangan juga gak bijak. Lagi2 akibat persepri, baik dari sudut tafsir agama maupun tafsir sains. Memang butuh kebijaksanaan ini untuk melihat kebesaran ciptaan Tuhan, bahwa ternyata manusia amat terbatas kemampuannya, kita seperti sekelompok orang buta yang mengamati sosok gajah, observasi dilakukan pada posisi yang beda2. Kalau kita bijak, semakin kita banyak tahu sesuatu, makin kita tahu bahwa kita ternyata gak tahu apa-apa. Semua yang kita tahu hanya model, persepsi, kebenaran hakiki hanya milikNya.
10 April 2008 pada 12:24
deceng
Buat Hita: sejauh ini sistem klasifikasi Linneaus dianggap masih memadai (kalau anda butuh jawaban pasti).
Buat Norman: pernyataan zaman Linneus harap dimaklumi karena baheula memang ketidaktahuan ilmuwan pun sangat meluas. Apalagi kalau sampai menyangkutkan bahwa kita merasa berhak mengatakan seperti yang ditulis jaman itu [walau zaman kiwari pun masih banyak yang suka gitu, tapi bukan pendapat mainstream]
8 Desember 2009 pada 14:16
nanda ac
do aldo….. jangan misuh-misuh……rupamu elek no…….semua peljaran ini menambah wawasan tau…..
10 April 2008 pada 12:27
yayat
Betul Mas, bisa jadi penelitian sain saat ini sudah ada pada arah yang benar, bisa juga tersesat. Bisa jadi sementara ini model-model yang sudah diperoleh bukan mengarahkan pada hakikat yang sebenarnya, melainkan bukti-bukti empiris yang sementara ini sepertinya mendukung padahal hanya kebetulan, jadi dukungan semu. Saya jadi ingat model superstring Hawking atau relativitas umum dan khusus Einstein. Belum ada bukti baik benar atau salah. Mudah-mudahan bukan jalan yang menyesatkan ya, setidaknya masih ada harapan ke arah yang benar.
10 April 2008 pada 12:35
deceng
Pak Yayat, kalau anda tahu cerita riset mutakhir, anda tidak akan kaget karena memang 2/3-nya adalah “sesat”. Jangan lupa bukti empiris untuk satu teori tertentu di komunitas ilmuwan dilakukan saringan yang ketat dan tegaan, mereka punya sistem yang bagus dalam hal ini. Relativitas dari Einstein sudah dikonfirmasi berulang kali dan konsisten (baik secara matematis maupun empiris); sedangkan Hawking tidak mengeluarkan model superstring tapi model black hole [ini pun sudah direvisi orang karena modelnya ada cacatnya].
23 Mei 2008 pada 20:53
sarah
gniii . loooohh .
saiiaa iniii msii angg smp .
daann ,, saaiiiaa udaa belajarr tntgg hal iniii .
tetapii , knapaa blumm terlaluu lengkapp ??
saaiiaa pikiirr , dgnn craa saaiiaa mmbuka d internet , saiaa akaann dpatt lbiihhh .
trnyaataa samaa sajaaa .
d lgkapinn donkkk !!!
24 Mei 2008 pada 20:49
deceng
anda masih mau mencari, membaca di blog dan mengomentarinya, walau masih belum mengerti hal itu menunjukkan proses belajar yang bagus. Coba dengan sedikit variasi, nisalnya bawa artikel ini ke guru biologinya terus minta dia berkomnetar dan menjelaskannya ke anda. Kalau mau lebih hebat lagi, silahkan dicari di google tentang hal ini (dalam bahasa Indonesia), dan bandingkan dengan artikel di blog ini. Saya tunggu komentarnya.
8 Agustus 2008 pada 21:10
Rhea
Kalau bisa,jangan hanya sejarahnya ja donk….,lebih detail lagi ya,misalnya tentang sistem klasifikasinya or dasar klasifikasinya,key
11 Agustus 2008 pada 07:42
deceng
he he he, untuk hal itu, bagaimana kalau anda yang menuliskannya. Kan tersedia perpustakaan lengkap dan gratis yang ada di ujung jari anda (internet maksudnya)
20 Agustus 2008 pada 13:48
pekik
salam damai bagi semua mahluk di bumi, saya mohon bantuan pembelajaran yang baik tentang pelajaran biologi smp, karena masih banyak yang ingin saya pelajari, terima kasih, pram (pekik) pekik_banget@yahoo.co.id
23 Agustus 2008 pada 17:32
dheA
tRiemz bWad inFonya… berguNa bgeT bWt akYu yanG pengEn bgTz mcUk di IPA
25 Agustus 2008 pada 13:30
deceng
Buat Pekik: kalau anda mau anda bisa belajar banyak dari berbagai artikel yang ada di blog ini; silahkan di coba saja (misal tentang pembelajaran menggunakan artikel koran, pengajaran di lab dll).
Buat Dhea: sama-sama mbak, semoga menjadi tercerahkan
2 September 2008 pada 16:45
Debie
mungkinkah:
– persilangan antar spesies (cth: jeruk purut + jeruk valencia)
– persilangan antar kingdom (cth: Felis sylvestris + Oryza sativa)
– persilangan antar phylum/divitio (cth: Felis sylvestris + Varanus komodoensis atau Oryza sativa + Zea mays)
2 September 2008 pada 21:06
deceng
bisa anda lihat tulisan perkawinan ikan lumba-lumba dan paus di blog ini yang bisa menjadi jawaban bagi pertanyaan anda
16 September 2008 pada 21:20
ayu
mkc pengetahuannya,,saya jd bs bkin tugas hwe he he…
tp ko kingdom2nya ga dijlasin ya???
16 September 2008 pada 21:28
deceng
Kalau dijelaskan semua kan jadi ngak seru dong; minimal masih ada bagian yang memang perlu anda lengkapi. Makin beragam sumber yang anda gunakan biasanya akan membuat anda makin cerdas :).
4 Oktober 2008 pada 09:59
chika
d mn yogh vidio tntg klasifikasi makhluk hidup????
6 Oktober 2008 pada 10:29
deceng
saya belum pernah lihat yang seperti itu; anda harus searching ke google, atau malah bikin sendiri video tentang hal itu 🙂
25 Oktober 2008 pada 11:45
risma
tlg beri yg lbh lkp dunks
28 Oktober 2008 pada 08:16
deceng
As I said before, if you want more complete do it by your self, you can search in the Net as much as you can. Anyway, thanks for your comment.
23 November 2008 pada 15:10
nunu
bagus
24 November 2008 pada 06:36
deceng
sip lah, pujian lainnya nih 🙂
24 November 2008 pada 19:53
bashid
kalau ada yang terupdate kirim ke email saya,ini sudah bagus tapi harus dilingkapi lagi
25 November 2008 pada 06:20
deceng
iyah pak guru 🙂
25 November 2008 pada 15:10
tira
wah saya seneng pelajaran klasifikasi makhluk hidup[
25 November 2008 pada 15:36
deceng
wah pujian lainnya nih :)…
30 November 2008 pada 11:30
adi
hal yang di ceritakan dalamklsifikasi ini sangat baik,tapi bisakah di perluas lagi pengertian tentang klsifikasi ini.
30 November 2008 pada 11:33
adi
sebentar lagi aku mau ulangan semester ni,dengan bantuan ini saya berterima kasih karena membantu saya untuk menambah pengetahuan saya tentang klsifikasi.
1 Desember 2008 pada 06:35
deceng
Kalau mau lebih lengkap anda bisa menggoggle sendiri informasi yang perlu anda lengkapi, banyak sekali kok. Syukur kalau tulisan ini bisa memberikan pemahaman yang anda perlukan :).
3 Desember 2008 pada 20:22
Davota
bagus banget neeeh
4 Desember 2008 pada 07:11
deceng
Thanks mate :).
11 Desember 2008 pada 12:36
dhe_dhe
is the best dec spenzaaaaaaaaaaaaaaaa
16 Desember 2008 pada 13:30
na...
kurang lengkap twuuch about klasifikasinya……. hehehe
16 Desember 2008 pada 13:40
deceng
thanks komentarnya, anda jeli sekali; mungkin bisa ditambahkan bagian yang tidak lengkapnya….
21 Januari 2009 pada 20:57
i-day
kurang lgkp sih
22 Januari 2009 pada 14:09
chanifah
tambah dong penjelasannya masih kurang tuh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
7 Februari 2009 pada 11:02
DAMERIA
KURANG DETAIL!!
PEMBAHASANNYA GA JELAS GETOE!!
23 Februari 2009 pada 12:40
Izhar
apa ya cara mencari makhluk hiup yaitu klsasifikasi kadal
23 Februari 2009 pada 12:41
Izhar
aku ga tau soalnya ga suka IPA
23 Februari 2009 pada 12:42
Rizky 286
senarnya gi tu deh aku suka IPA karena susah
13 Maret 2009 pada 19:42
nova
banyak kin lagi donk…inform nya,…!!
28 April 2009 pada 19:57
aLfetra
ada yang tau teori ‘aenosevus’?
katanya teori nya matching sama agama,
jd udh bisa bikin cocok sains sama teologi,katanya si…
4 Mei 2009 pada 11:37
Akur
Apa yah “aenosevus”?. Tapi yang jelas, biasanya agama disusun berdasarkan metode berfikir rasional, sedangkan sains mengunakan metode berfikir ilmiah. Ketika berusaha mendapatkan jawaban suatu masalah dalam ranah agama dengan menggunakan metode berfikir ilmiah, maka biasanya gak ketemu. Demikian pula sebaliknya, ketika metode berkir rasional digunakan untuk membuktikan suatu dugaan dalam sains, itu pun mungkin gak bisa ketemu.
5 Mei 2009 pada 08:11
deceng
Saya coba cari di Google, malah balik lagi ke blog ini :).
@aLfetra: Kalau boleh tahu ‘matching’ dalam hal apa? teori/fakta sains mana yang dianggap cocok? (apakah dalam kosmologi, biologi, fisika?)
@Akur: ngak keliru itu teh kang, agama berdasar metoda rasional? Dalam beberapa hal agama menuntut percaya sepenuhnya pada yang ghaib (walau tidak banyak tapi sesuatu yang sentral dan fundamental).
5 September 2009 pada 14:56
Dhiena
berguna bnget bwd aq……………..smoga bermanfaat
17 September 2009 pada 15:21
vie
nambah wawasan bwd qw. . .
1 Oktober 2009 pada 18:58
raka maliq
hatur nuhun, ini sangat membantu gue !
3 November 2009 pada 20:47
Wongbambung
Betul-betul-betul!! Tq all
18 November 2009 pada 20:43
agni mam
.,emmmmmm agni sukaa ama bahasan ini
.,tp mungkin bahasanya trlalu rumit
n makasih dah nambah wawasan agni.n cayo
21 November 2009 pada 18:17
Midi
Jelek banget sih informasinya. Gak bermutu
26 Februari 2010 pada 19:18
Serenade
Week..
Mangnya kamu isa bikin yang lbih bagus? yang bermutu?
26 Februari 2010 pada 19:11
serenade
Hmm?
Thank’s uda bantu PR saya..
😀
26 Februari 2010 pada 19:22
Serenade
Thank’s dah bantuin PR saya
11 Agustus 2010 pada 13:57
deceng
happy to hear that, thanks 🙂
26 Februari 2010 pada 20:27
Serenade
Hmm?
Hmm?
Hmm?
Sori midi kalau tersinggung..!
WUAHAHAHA..
14 Maret 2010 pada 12:41
dea masyita
kurang lengkap !!!
mw ny stiap binatang d ksi tw pa “kingdomny, filum, kelas, ordo, familia, genus, spesies”
biar pljar lbih leluasa mncri tntang klasifikasi makhluk hidup !!!
14 Maret 2010 pada 20:29
deceng
Mbak Dea Masyita, isi blog ini justru ingin menunjukkan ada alternatif lain cara kita melakukan klasifikasi mahluk hidup. Sisanya bisa anda cari di internet, di-google saja apa yang anda cari.
8 April 2010 pada 13:45
novita
gw cri” dri tdi nga dpt”
terxta ada d sni 🙂 🙂 🙂
8 April 2010 pada 13:47
novita
g mna yach crax spy dpt tentang tumbuhan k’n yg ada cma hwn n’ tumbuhan jdi g mna yach crax??????????????????????
😦 😦 😦
❤ ❤ ❤
29 April 2010 pada 15:15
topless
bagus juga seeh mencoba mengkorelasikan sains dengan agama … cz menurut saya seeh … agama juga ngajarin tentang sains … lagian ajaran agama mana yang bersifat kontradikfif dengan sains … biasanya sih kalo ada yang kontradiksi tuh sains belon sempurna penemuannya alias masih dalam proses penyempurnaan …
14 Juni 2010 pada 10:01
ibnu
betul juga tuh pengetahuan alam jangan di ikut campurkan dengan agama saya setuju kalau agama ,agama aja ya
23 Juli 2010 pada 18:35
tantri
saya suka sains karna menyenangkan ……dan saya ingin menjadi ilmuan
11 Agustus 2010 pada 13:56
deceng
untuk jadi ilmuwan terbaik konon modal utamanya adalah bertanya, makin berkualitas pertanyaan anda, maka makin menunjukkan anda ilmuwan yang baik 🙂
31 Juli 2010 pada 08:55
nita
yup bagus banget informasinya, bukan hanya menambah wawasan, tapi juga mengajak kita untuk berpikir dan mencari jawabannya.
siapa bilang agama sama sains gk bs disatukan?
perdebatan yang selama ini terjadi, hanya karena akal manusia yang belum sampai aja sehingga tidak bs membuktikannya secara alamiah
11 Agustus 2010 pada 13:42
deceng
titik tolaknya beda, agama berdasar keimanan; sedangkan sains berdasar fakta ilmiah 🙂
5 September 2010 pada 08:57
Joker
Wooooowwww……bagus bagt tuh……kyax bagus tuk d jdikn bahan ajar di school…
14 Oktober 2010 pada 12:39
Tania
Terima kasih atas infonya ..
1 November 2010 pada 21:35
deceng
trims responnnya
7 November 2010 pada 11:23
ratu
sistem 4 ordo nya dong………
7 Desember 2010 pada 11:10
mulyani
ada yang kurang lengkap !!!!
7 Desember 2010 pada 19:46
deceng
trims, anda sudah bisa mengidentifikasinya. Ini memang artikel populer untuk tujuan memperkenalkan adanya ‘dunia lain’ 🙂
14 Maret 2011 pada 13:18
oepik
Salam kenal….Anda ini guru sains??? Memang menulis artikel di internet harus sabar…terhadap cacian, makian, saran, kritik atau pujian. Yang penting telah action dan berbagi. its enough. Mungkin jika Anda ingin supaya pembaca “melengkapi” artikel yang belum lengkap, bisa dibuat sub user atau kontributor bgtu, dimana mereka diberi keleluasaan mengedit atau memberikan tulisan tambahan. Kalau hanya “menyuruh” ya sana ditambahin…ya sana cari sendiri, niscahya blog anda dan anda sendiri tidak tambah baik.. maaf bukannya sok menggurui, saya bukan guru hehe…
14 Maret 2011 pada 15:04
deceng
terima kasih atas nasehatnya, sangat berguna sekali 🙂
15 September 2011 pada 16:08
Nurlaili
thanks infonya……..
18 September 2011 pada 20:45
cicilia van marloanto
dimana klasifikasi tumbuhan nya
18 September 2011 pada 22:19
deceng
klasifikasi hewan dan tumbuhan sama saja kok 🙂
2 Oktober 2011 pada 19:54
wahyu alfi mu'alif
mkasih y atas ilmunya…..thanks…
3 Oktober 2011 pada 06:23
deceng
sama-sama, keep searching and reading 🙂
19 Oktober 2011 pada 15:45
febriany
sama-samanya kok gak bahasa inggris sih setengah bahasa inggris setengahnya lagi bahasa indonesia
19 Oktober 2011 pada 16:40
deceng
trims komentarnya 🙂
18 Maret 2012 pada 19:57
godittt :P (@pramesprams)
bgus2, lebih gmpang jdnya cari tugs, biasa anak smp bikin tugas tinggl copy-paste wk, makasih bagus artikelnya
25 Agustus 2012 pada 21:57
pramezthi
makasih atas artikel’nya sangat berguna
1 September 2012 pada 21:53
deceng
sama-sama, trims atas tanggapannya
24 September 2012 pada 18:56
Irwan Nacgh Smansa
Mksh atas ilmu.y
24 September 2012 pada 19:22
deceng
trims juga 🙂
5 November 2012 pada 12:17
farishi ezmega kautsar
ya,trims juga..
10 Desember 2012 pada 23:28
inggar
oh, ini toh.. makasih ilmunya
11 Desember 2012 pada 06:55
deceng
sama-sama
11 Oktober 2015 pada 21:48
syahrul
sebenar nya apa sih fungsi sesungguh nya sistem klasifikasi bagi manusia?
11 Oktober 2015 pada 21:50
deceng
Pertanyaan bagus, coba cari tahu sendiri, gunakan google 🙂
6 Juni 2017 pada 20:37
Klasifikasi Makhluk hidup Carolus Linnaeus
[…] Klasifikasi Makhluk Hidup « Blog Pengajaran Sains […]